Selamat Ulang Tahun, iPhone!

Matthew Hanzel Avatar

“Sebuah iPod layar lebar dengan kendali sentuh.”

“Sebuah telepon genggam revolusioner.”

“Sebuah perangkat terobosan untuk komunikasi internet.”

“Pahamkah Anda? Ini bukanlah tiga perangkat berbeda. Ini adalah satu perangkat.”

“Dan kami memanggilnya, iPhone.”

Saya masih teringat presentasi menakjubkan—banyak yang menyebutkan yang terbaik—dari Steve Jobs di bulan Januari 2007 tersebut. Saya masih duduk di kelas 1 SMA, dan pada saat itu belum sadar betul revolusi seperti apa yang nampak depan mata. Baru beberapa tahun kemudian saya bisa memahami, momen itu adalah momen yang luar biasa.

Nokia N95
Masih ingat perangkat ini?

Sebelum 2007, apa yang kita sebut sebagai telepon pintar? Saya beruntung pernah menggunakan Nokia N95, sebuah telepon pintar yang sering dipandang (pada zamannya) sebagai komputer di dalam saku. Selain perangkat Nokia raksasa berkelas communicator, N95 dengan segala fiturnya tentu merupakan perangkat cerdas. Tak heran, adalah beberapa kali teman yang melihat N95 ini dan mengatakan, “Keren, lu!” Lumayan juga.

Di masa itu, telepon pintar layarnya berwarna, punya kamera, bisa menjalankan sedikit aplikasi kecil, dan bisa dipakai mendengarkan lagu. N95 memenuhi fungsi-fungsi tersebut di kala itu. Begitu pula Nokia 3650, sebuah ponsel unik tiada dua yang pernah menjadi milik dulu masa. Dengan tombol kunci yang berputar, rasanya begitu cool bisa menggunakannya, walaupun kalau dilihat ke belakang entahlah mengapa telepon tersebut bisa disebut pintar.

iPhone pertama yang saya miliki adalah iPhone 3G. Warnanya putih, dan pada saat itu masih dikunci pada salah satu operator besar di Indonesia. Berbinar mata saya pertama kali melihat perangkat itu di tangan saya: Luar biasa! Inilah barang impian Steve Jobs yang sampai hati membuatnya tak bisa tidur!

Yang terlihat hanyalah sebuah layar besar! Saat saya mengatakan besar, saya sedang bersungguh-sungguh. Telepon pada masa itu memiliki layar yang relatif lebih kecil, bahkan mungkin di bawah 2″. iPhone memiliki layar 3.5″. Besar untuk perbandingan pada waktu itu. Hanya ada empat tombol dan satu ‘saklar’ kecil, untuk membuka home screen, mematikan layar, menaikkan atau menurunkan volume suara, dan ‘saklar’ untuk membuat telepon berpindah ke mode diam. Hanya itu, sesederhana itu.

iPhone adalah telepon genggam pertama saya yang terkoneksi ke internet. Ini mengubah segalanya. Sejak iPhone 3G ini, saya dapat mengakses berbagai laman internet, membuka peta Google Maps tanpa jaringan wi-fi, dan berbagai hal lainnya.

Namun, yang betul-betul mengubah iPhone menjadi telepon pintar sesungguhnya adalah: App Store.

images
App Store mengubah iPhone menjadi perangkat yang digdaya

Saya mengerti mengapa Steve Jobs pada mulanya tidak ingin membuka akses iPhone kepada pengembang perangkat lunak. Tentu ia menakutkan iPhone akan terkena virus dan ‘jebakan betmen‘ lainnya. Beruntunglah kita semua bahwa para eksekutif Apple, termasuk Phil Schiller, berhasil mengubah pemikiran Steve Jobs, dan membuka sebuah toko aplikasi bagi iPhone.

Satu hal yang mungkin tidak diduga Steve Jobs pada mulanya adalah bahwa toko aplikasi inilah yang membuat iPhone semakin pintar. Tentu saja iPhone sudah diciptakan sangat pintar, di atas banyak telepon pintar lainnya. Aplikasi-aplikasi ini begitu indah, memberikan sebuah kanvas besar yang bisa kita tekan, sentuh, putar, usap, dan bermain-main dengannya. Mulai dari permainan hingga aplikasi untuk bekerja, segalanya ada.

Tanpa iPhone, entah hingga kapan hal-hal seperti ini mungkin terjadi.

Satu lagi keindahan dari iPhone adalah kemudahannya untuk dipakai. Kalau Anda mengira saya hanya menggunakan iPhone (atau perangkat iOS) dan tidak mencoba sistem operasi lainnya, Anda salah besar. Saya sudah mencoba dan menggunakan praktis semua sistem operasi portabel yang ada di pasar: iOS, Android, Windows Phone, Windows Mobile PC, dan BlackBerry. Dari seluruhnya, tidak ada yang bisa mengalahkan kemudahan penggunaan dan keindahan antarmuka iPhone. Tidak ada satupun yang dapat mengalahkannya, bahkan Android termahal sekalipun.

Steve Jobs, di manapun Anda berada sekarang, beristirahatlah dalam damai. Terima kasih telah membawa ke dunia sebuah perangkat pintar yang memang pintar. Satu-satunya telepon pintar yang saya bisa banggakan, dan tak tersaingi oleh perangkat manapun—kecuali oleh iPhone lainnya.

Untuk iPhone, selamat ulang tahun kesepuluh! Terima kasih telah menjadi bagian dari keseharian ratusan juta orang yang bersyukur memiliki perangkat pintar yang bisa menjadi alat bantu dan bukan pengganjal. iPhone telah mengubah dunia dalam banyak cara, dan semua berubah untuk menjadi lebih baik.

Selamat ulang tahun, iPhone!


Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Create a website or blog at WordPress.com

%d bloggers like this: