Kak Matt, begitu sampai di tempat konferensi, dan sesi pertama akan dimulai, apa yang harus dilakukan lebih dulu?
Tahan dulu adrenalinmu! Salah satu gejala menarik saat baru tiba di tempat konferensi untuk sesi pertama adalah adanya adrenaline rush, perasaan ingin cepat-cepat mulai, sangat bersemangat, menggebu-gebu—mungkin ditandai dengan jantung yang semakin berdebar, keringat yang mengucur, keinginan bicara tanpa henti…
Tapi semua pacuan adrenalin ini harus dihentikan—atau lebih halusnya, ‘dikelola’—karena ada berbagai hal penting yang harus dilakukan menjelang dan saat mulainya sesi pertama. Awal yang baik bisa menentukan bagaimana teman-teman mencapai garis akhir. Jadi, ada beberapa langkah praktis yang perlu teman-teman lakukan saat tiba pada momen menakjubkan ini.
Pertama, berkenalanlah dengan banyak anggota delegasi yang lain. Tentu saja, semua orang akan merasakan pacu adrenalin yang sama, dan langkah penting yang harus diambil pertama kali adalah berkenalan dengan sebanyak-banyaknya orang di dalam komitemu sendiri. Fokuskan pada berkenalan dengan orang-orang di dalam komitemu sendiri, dan jangan terpecah konsentrasimu dengan mencoba berkenalan dengan teman-teman delegasi dari komite tetangga.
Dari proses berkenalan ini, teman-teman akan mulai memahami dengan siapa teman-teman akan berinteraksi selama satu atau beberapa hari ke depan. Dengan mengenali mereka secara pribadi, teman-teman akan mengetahui bagaimana cara untuk bekerja sama dengan delegasi ini, atau delegasi anu.
Bagaimana cara berkenalannya? Cara berkenalan yang terbaik adalah dengan menggunakan kartu nama—semoga teman-teman membuatnya juga! Kartu nama adalah alat yang maha penting dalam pergaulan internasional, dan umumnya menjadi jembatan pertama antara teman-teman dan siapapun yang diajak berkenalan. Tentang kartu nama ini, etika bertukar kartu nama dalam budaya Jepang adalah yang terbaik (tidak akan dibahas di sini tentu saja, karena etika kartu nama budaya Jepang membutuhkan penjelasan spesifik tersendiri).
Lihat juga teman-teman delegasi lain yang memberikan oleh-oleh kecil dari negaranya, seperti permen, makanan kecil, atau gantungan kunci. Banyak sekali delegasi akan saling bertukar hadiah di momen ini. Meski begitu, perhatikan! Gestur kecil seperti bertukar suvenir sebetulnya adalah satu cara membangun pengaruh yang cukup ampuh, yang dalam satu atau lain bentuk sudah pernah diteliti secara psikologis. Kita semua ‘disetel’ untuk ‘memberi jika menerima’, atau prinsip saling memberi (asas resiprokal). Kita juga sama-sama ‘disetel’ untuk memandang kurang baik orang-orang yang sudah menerima tapi tidak ‘memberi kembali’. Hal sesederhana ini dapat dimanfaatkan oleh negosiator-negosiator ulung untuk menajamkan posisinya.
Kedua, gunakan 30-60 menit pertama untuk melakukan observasi dengan teliti. Pasalnya, di dalam jangka waktu yang cukup sempit ini, biasanya teman-teman dapat membedakan siapa anggota delegasi yang cukup ambisius—dan mungkin ingin mencoba mendominasi konferensi—dan anggota delegasi lainnya yang kelihatannya ogah-ogahan dan nggak kepengen ada di ruangan sidang. Dari sinipun teman-teman akan dapat membedakan dengan lebih terfokus dengan siapa teman-teman ingin bermitra selama konferensi.
Ketiga, jangan lupa bicara! Saya sendiri meyakini bahwa di dalam MUN manapun, sebanyak-banyaknya berpidato, lebih baik. Dengan demikian, setiap kesempatan untuk berbicara di depan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, termasuk dalam tahap penentuan agenda yang terjadi di awal. Pastikan teman-teman terus menambahkan angka pada turus bicara (speaking tally) teman-teman mulai dari sangat awal!
Jadi ingat, ketika baru tiba untuk sesi sidang pertama, jangan langsung keasyikan dan terbang ke dunia konferensi yang terdengar seru! Jadilah delegasi yang siap berkompetisi dengan melakukan tiga langkah praktis di atas:
- Berkenalanlah dengan semua anggota delegasi di komitemu;
- Gunakan 30-60 menit pertama untuk melakukan pengamatan yang berfokus pada mengenali karakter teman-teman delegasi yang lain; dan
- Jangan lupa bicara!
Demikianlah, semoga menjawab!
Tentang seri Tanya Kak Matt Seri Tanya Kak Matt dimaksudkan untuk teman-teman yang berpartisipasi dalam Persidangan Semu Perserikatan Bangsa-bangsa (dikenal pula dengan istilah Model United Nations atau MUN). Saya menggunakan seri ini untuk menjawab sejumlah pertanyaan yang sangat sering diajukan oleh teman-teman yang saya ajar dalam persiapannya untuk berpartisipasi di sejumlah MUN di Indonesia dan mancanegara, serta juga untuk menjawab pertanyaan yang diajukan kepada saya secara langsung. Saya mencoba menyederhanakan dan mendistilasi sejumlah informasi praktis mengenai MUN untuk menjawab dan menerangkan isu-isu yang mungkin menimbulkan keraguan, atau membuat khawatir. |
Leave a Reply