Kak Matt, kalau boleh kasih satu saran untuk nanti saya berpidato di Model United Nations kira-kira apa sarannya?
Adiwacana (public speaking) adalah salah satu hal yang paling ditakuti peserta Model United Nations (MUN), dan bukannya tanpa alasan. Manusia—kita semua—pada dasarnya nggak suka public speaking. Kalau boleh pilih, lebih baik nggak usah. Sayangnya, adiwacana adalah sebuah bagian tidak terpisahkan dari MUN, jadi jangan harap bisa betul-betul lepas.
Sebetulnya pertanyaan ini termasuk pertanyaan yang lumayan susah, karena begitu banyak aspek dari adiwacana yang harus dilatih untuk membuat seseorang bisa menggunakan kemampuannya dengan baik saat konferensi nanti. Tapi kalau harus, banget, punya satu saran untuk orang-orang yang khawatir soal public speaking, ini dia: “Angkat dulu plakatmu, baru mikir mau ngomong apa, jangan sebaliknya.” Atau, yang biasa saya tulis dalam bahasa Inggris, “Raise your placard first, then think what to speak—not the other way around.”
Prinsip ini sebetulnya punya latar belakang, dan saya lihat sendiri dari pengalaman. Kebanyakan orang yang sedang membangun kemampuan adiwacananya pusing sendiri tentang apakah gaya public speaking-nya sudah tepat atau belum, akan punya sebuah masalah besar yang dalam bahasa Jerman disebut kebanyakan mikir (overthinking).
Kebanyakan mikir adalah kasus klasik untuk orang-orang yang baru mulai ikut MUN, dan masih belum terlalu percaya diri dengan kemampuan adiwacananya, sehingga dalam setiap kesempatan yang dilakukannya adalah:
- Memikirkan kapan harus bicara;
- Apa yang harus dibicarakan;
- Berapa panjang bicaranya;
- Apa-apa saja poin yang harus dibicarakan;
- Apakah pemilihan kata dan tata bahasanya sudah benar atau belum.
Kalau begitu terus saat akan berpidato, tentu pasti Anda akan melewatkan kesempatan manis untuk memberi impresi baik kepada floor, karena akhirnya begitu sudah selesai persiapannya yang begitu panjang, komite sudah bergerak membahas topik lain, sehingga pidato yang sudah disiapkan tidak lagi relevan.
Jangan lupa juga bahwa dalam sebuah konferensi, Anda harus berebutan kesempatan untuk berpidato dengan belasan, puluhan, bahkan ratusan delegasi lain. Kalau Anda baru angkat plakat Anda saat akan berbicara (setelah pidatonya betul-betul disiapkan), yang terjadi adalah Anda tidak akan dapat kesempatan bagus untuk bicara lagi, karena Anda terhitung sudah ‘terlewat’).
Untuk bisa melakukannya, ada beberapa hal yang harus Anda lakukan:
- Riset dengan baik, karena dengan kekayaan informasi yang Anda punya, Anda akan dengan mudah berbicara dalam situasi apapun;
- Bangun keberanian;
- Terus berlatih untuk bicara depan publik sampai membangun rasa ‘terbiasa’ itu.
Jadi ingat: Jangan terlalu banyak berpikir saat berpidato di MUN. Kesempatan bicara sangatlah berharga, dan tidak untuk disia-siakan. Anda berkompetisi dengan banyak orang untuk kesempatan bicara tersebut, dan setiap kali didapat, manfaatkanlah untuk ‘memamerkan’ gagasan yang Anda punya—tentunya lewat pidato yang baik. Dengan begitu, jangan kebanyakan mikir. Angkat dulu plakatnya, baru mikir mau ngomong apa. Jangan dibalik.
Tentang seri Tanya Kak Matt Seri Tanya Kak Matt dimaksudkan untuk teman-teman yang berpartisipasi dalam Persidangan Semu Perserikatan Bangsa-bangsa (dikenal pula dengan istilah Model United Nations atau MUN). Saya menggunakan seri ini untuk menjawab sejumlah pertanyaan yang sangat sering diajukan oleh teman-teman yang saya ajar dalam persiapannya untuk berpartisipasi di sejumlah MUN di Indonesia dan mancanegara, serta juga untuk menjawab pertanyaan yang diajukan kepada saya secara langsung. Saya mencoba menyederhanakan dan mendistilasi sejumlah informasi praktis mengenai MUN untuk menjawab dan menerangkan isu-isu yang mungkin menimbulkan keraguan, atau membuat khawatir. |
Leave a Reply