Kak Matt, bagaimana sepatutnya seorang delegat berperilaku saat berkompetisi? Apa betul semuanya ‘diperbolehkan’ saat konferensi berlangsung?
Sejujurnya, pertanyaan ini memang bukan termasuk salah satu ‘pertanyaan sering diajukan’, karena dalam proses pelatihan yang biasa saya lakukan, saya menjelaskan apa yang saya sebut sebagai ‘kode etik’ (code of ethics) untuk peserta konferensi atau seorang anggota delegasi.
Seperti semua profesi, kode etik sangat penting perannya dalam menentukan apa yang benar dan apa yang salah dari seorang profesional. Dengan adanya kode etik, tidak semua tindakan atau perilaku bisa dibenarkan. Tentu, tidak ada daftar ‘resmi’ tentang kode etik delegasi untuk Model United Nations (MUN), tapi saya akan menjabarkan sejumlah kode etik yang saya anggap penting.
- Berkompetisi dengan rasa hormat dan harga diri: Seorang delegat harus emahami bahwa mereka bertanding melawan kompetitor yang berupaya mendapatkan penghargaan yang sama. Kompetisi tidak membenarkan teman-teman untuk melakukan ‘segala hal yang dianggap perlu’ untuk menang. Berkompetisilah dengan rasa hormat kepada setiap kompetitor, dan hargai mereka secara setara.
- Selalu berupaya meraih yang terbaik: Tidak ada poinnya berkompetisi jika tidak berusaha meraih penghargaan. Selalu berikan yang terbaik, berupaya jadi unggul, belajar dari kesalahan, dan selalu memperbaiki diri untuk mendorong teman-teman sedikit lebih dekat kepada gelar juara.
- Jangan pernah membenarkan tindakan tidak etis untuk mendapatkan penghargaan apapun: Selalu ingat bahwa tujuan tidak pernah membenarkan cara. Bahkan dengan teman-teman berupaya mendapatkan penghargaan, tidak ada tindakan tidak etis yang sepadan dengan penghargaan tersebut.
- Perlakukan delegat, para ketua sidang (chair), dan anggota panitia dengan hormat dan pantas: Ingat, di kompetisi teman-teman berinteraksi dengan manusia yang memiliki cara berpikir, perilaku, perasaan, dan kepribadiannya masing-masing.
- Hargailah keragaman dan perbedaan di antara masing-masing individu dan kelompok: Salah satu keunikan MUN adalah keragaman dari pesertanya, yang bisa datang dari banyak negara, kebudayaan, etnis, dan lain-lain. Menghargai keragaman tersebut esensial untuk membuat semua orang merasa diterima dan dihargai.
- Tim yang utama: Kalau ragu-ragu, ingat bahwa apa yang terbaik untuk seluruh tim pasti menjadi prioritas dibanding apa yang terbaik untuk perorangan.
Kode etik di atas kelihatan seperti common sense, sesuatu yang wajar saja, tapi rupaya tidak mudah melakukannya. Dalam pengalaman beberapa tahun mengajar MUN, saya melihat sejumlah kasus sejumlah bagian dari kode etik ini tidak diindahkan, karena alasan sederhana: Mau menang. Ingat, menang hanyalah satu bagian dari partisipasi teman-teman dalam sebuah MUN. Terlebih dari itu juga, teman-teman punya reputasi yang harus dipelihara, dan hubungan baik dengan banyak orang yang harus dibina. Pastikan teman-teman berpartisipasi dengan etis, penuh rasa hormat, tapi juga, dengan keseruan dan sukacita!
Semoga menjawab!
Tentang seri Tanya Kak Matt Seri Tanya Kak Matt dimaksudkan untuk teman-teman yang berpartisipasi dalam Persidangan Semu Perserikatan Bangsa-bangsa (dikenal pula dengan istilah Model United Nations atau MUN). Saya menggunakan seri ini untuk menjawab sejumlah pertanyaan yang sangat sering diajukan oleh teman-teman yang saya ajar dalam persiapannya untuk berpartisipasi di sejumlah MUN di Indonesia dan mancanegara, serta juga untuk menjawab pertanyaan yang diajukan kepada saya secara langsung. Saya mencoba menyederhanakan dan mendistilasi sejumlah informasi praktis mengenai MUN untuk menjawab dan menerangkan isu-isu yang mungkin menimbulkan keraguan, atau membuat khawatir. |
Leave a Reply