Apa yang menjadikan sebuah negara, negara? Selain dari syarat-syarat yang ditetapkan oleh Konvensi Montevideo (1930), terdapat berbagai ciri khas yang hanya dapat didapati pada aktor negara saja.
Mengenali ciri-ciri khas sebuah negara sangat penting untuk menjadi dasar literasi hubungan internasional, karena hubungan internasional masih melibatkan interaksi antara beberapa negara. Maka kita harus memahami ‘sifat dasar’ dari para aktor yang berinteraksi tersebut, dan tidak ada aktor yang perannya lebih signifikan daripada aktor negara.
Sementara itu, mengenali ciri-ciri khas ini sangat penting untuk delegat konferensi Model United Nations (MUN), karena pada umumnya Anda akan berperan sebagai diplomat yang mewakili suatu aktor negara di organisasi internasional. Dengan mengenali ciri khas ini, Anda akan bisa memahami apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan suatu negara, serta apa saja yang menjadi batas dari sebuah negara di kancah internasional.
Kedaulatan
Ciri khas pertama yang akan kita lihat bersama adalah kedaulatan (sovereignty). Untuk menjelaskan konsep ini, saya akan menggunakan ilustrasi berikut: orang tua Anda (atau di keluarga mana pun) biasanya memiliki aturan-aturan tertentu untuk anak-anaknya, yang disebut sebagai aturan rumah tangga (household rules). Misalnya, saat Anda masih bersekolah, pada jam berapa selambat-lambatnya Anda sudah harus pulang ke rumah, apalagi ketika Anda bersama teman-teman? Atau misalnya, Anda dan orang tua Anda bisa saja ‘menyepakati’ untuk selalu makan malam bersama pada pukul tujuh setiap hari. Ketentuan ini akan berlaku hanya untuk keluarga Anda, tapi tidak berlaku untuk keluarga-keluarga lain—dan sebaliknya, aturan-aturan yang berlaku di keluarga lain, tidak berlaku untuk Anda dan keluarga Anda.
Ilustrasi di atas berguna untuk menyederhanakan konsep kedaulatan. Setiap negara merdeka berdaulat dalam arti-arti berikut:
- Negara (atau pemerintah di negara tersebut) memegang otoritas tertinggi di dalam wilayahnya, dan tidak ada entitas lain yang bisa memiliki wewenang untuk memerintah lebih tinggi dari pemerintah. Di kebanyakan negara demokrasi, hal ini sering disebut ‘supremasi hukum’ atau ‘supremasi rakyat.’ Apapun istilah yang dipakai, gagasannya sama, bahwa pemerintah negara tersebut tidak bisa diatasi atau dilampaui oleh entitas apa pun.
- Negara memiliki wewenang mutlak untuk membuat dan menegakkan hukum atas warga negaranya. Dengan demikian, hanya negara yang memiliki kapasitas penegakkan hukum, termasuk penggunaan kekerasan dan kekuatan memaksa (misalnya melalui kepolisian).
- Tidak ada negara atau entitas lain di luar negara tersebut dapat melakukan capur tangan dalam bentuk apapun terhadap masalah dalam negeri negara tersebut. Ini juga mencakup negara-negara tetangganya, atau bahkan organisasi internasional seperti PBB.
- Dengan kedaulatan, setiap negara adalah sama dan setara dengan negara lain. Hal ini berlaku setidaknya secara teoretis—apabila kita mengesampingkan perhitungan tentang kekuatan negara. Dengan demikian misalnya, setidaknya dalam kaca mata teori, Amerika Serikat dan Indonesia setara di mata hubungan internasional.
Piagam PBB juga menegaskan bahwa semua negara adalah setara berdaulat (sovereign equals)—lagi-lagi, secara teoretis. Di sisi lain, PBB tidak dapat melakukan tindakan apapun yang bisa mencampuri urusan dalam negeri suatu negara. Prinsip pengakuan kedaulatan ini juga berlaku di berbagai organisasi internasional lainnya, termasuk ASEAN, yang memandang penting prinsip penghormatan kedaulatan dan non-intervensi. Hal ini sedikit berbeda keberlakuannya dengan Uni Eropa, yang memandang bahwa setidaknya sebagian dari kedaulatan tersebut ‘diserahkan’ kepada entitas supranasional (di atas negara), misalnya Parlemen Eropa atau Komisi Eropa.
Kekuatan
Bagaimana seseorang bisa menyebutkan sebuah negara memiliki kekuatan yang besar (powerful)? Seberapa berbedakah kekuatan yang dimiliki, misalnya, antara Amerika Serikat dengan Italia? Ada berbagai cara untuk melihat kekuatan (power) yang dimiliki sebuah negara. Secara umum, kekuatan dapat dipahami sebagai kapasitas yang dimiliki suatu negara untuk bisa memengaruhi negara lain untuk melakukan apa yang diinginkannya. Semakin kuat suatu negara, semakin mudah baginya untuk memengaruhi negara lain memenuhi kepentingannya.
Cara ‘klasik’ untuk melihat kekuatan sebuah negara adalah dengan melihat kekuatan militernya—meski begitu, tidak terdapat satuan universal yang bisa menjadi penentu suatu negara memang kuat atau tidak. Misalnya, kita bisa melihat pada anggaran belanja pertahanan suatu negara dan menyimpulkan bahwa Amerika serikat adalah negara dengan anggaran belanja terbesar di dunia setiap tahunnya. Cara lain yang bisa dipakai adalah dengan melihat timbunan senjata nuklir (stockpile) yang dimiliki suatu negara (kini hanya terdapat sedikit saja negara yang memiliki senjata nuklir, dan di antara mereka, Rusia memiliki timbunan senjata nuklir yang lebih banyak dibanding Amerika Serikat), atau jumlah personil angkatan bersenjata (Korea Utara bisa dianggap sebagai salah satu negara terkuat karena sekitar 4%, atau setiap satu dari 25 orang di Korea Utara bertugas di angkatan bersenjatanya).
Cara lain untuk melihat kekuatan sebuah negara adalah dari ekonominya. Juga terdapat beberapa cara melihat kekuatan sebuah negara menurut kondisi ekonominya. Salah satu cara yang paling umum adalah dengan melihat pendapatan domestik bruto (gross domestic product atau GDP), yaitu jumlah akhir produksi barang dan jasa yang dihasilkan sebuah negara dalam satu tahun. Menurut GDP, Amerika Serikat adalah negara terkuat karena total GDP terbesar di antara negara-negara lain, dan Tiongkok berada di peringkat kedua. Cara lain untuk melihatnya adalah dengan meninjau tingkat produksi barang dari suatu negara—secara anekdot Tiongkok bisa dianggap negara terkuat dengan posisinya sebagai ‘pabrik dunia’ karena mayoritas barang-barang konsumsi diproduksi di Tiongkok. Selain itu, masih terdapat cara-cara lain seperti tingkat ekspor atau neraca perdagangan, tingkat GDP per kapita (GDP total dibagi dengan jumlah penduduk), dan lain-lain.
Negara Terkuat Menurut… | Peringkat 1 | Peringkat 2 | Peringkat 3 |
Anggaran belanja pertahanan[1] | Amerika Serikat (AS$738 miliar) | Tiongkok (AS$193 miliar) | India (AS$64 miliar) |
Personil angkatan bersenjata aktif[2] | Tiongkok (2,03 juta) | India (1,44 juta) | Amerika Serikat (1,39 juta) |
Kapal induk[3] | Amerika Serikat (11) | Kerajan Bersatu (2) | Tiongkok (2) |
Persediaan senjata nuklir[4] | Rusia (6.257) | Amerika Serikat (5.550) | Tiongkok (350) |
GDP total[5] | Amerika Serikat (AS$20,9 triliun) | Tiongkok (AS$14,7 triliun) | Jepang (AS$5,1 triliun) |
GDP per kapita[6] | Monako (AS$190.512) | Liechtenstein (AS$180.366) | Bermuda (AS$117.098) |
Ekspor barang dan jasa[7] | Tiongkok (AS$2,7 triliun) | Amerika Serikat (AS$2,5 triliun) | Jerman (AS$1,7 triliun) |
Kekuatan bisa juga dibagi dengan cara yang berbeda ke dalam dua kategori, yaitu kekuatan keras (hard power) dan kekuatan lunak (soft power). Kekuatan keras adalah konsep yang seringkali dihubungkan dengan kekuatan militer, namun juga kini dikaitkan dengan faktor-faktor pendukung lain seperti geografi (misalnya, negara yang dikelilingi oleh perairan yang luas atau samudera dianggap lebih baik karena bisa mencegah negara lain yang berniat menginvasinya, dan semakin luas sebuah negara, semakin banyak tempat untuk membangun tempat-tempat produksi), perekonomian (seperti GDP) atau bahkan populasi (lebih banyak populasi berarti lebih banyak potensi untuk produksi dan lebih banyak orang bisa menjadi personil angkatan bersenjata).[8]
Di sisi lain, kekuatan lunak melibatkan aspek-aspek non-militer, dan sebaliknya menegaskan pada persuasi dan diplomasi sebagai alat utama suatu negara untuk berhubungan dengan negara lain—kefasihan dalam diplomasi dapat diartikan sebagai kekuatan lunak yang baik. Kini, konsep kekuatan lunak juga diperluas hingga mencakup aspek sosial kebudayaan, seperti tren K-Pop (bagian dari Gelombang Hallyu) dari Korea Selatan, Bollywood dari India, atau Hollywood dari Amerika Serikat.
Sementara kita sudah mengenal tipe-tipe kekuatan, bagaimana kita membedakan siapa negara yang terkuat di dunia? Mungkin kita bisa dengan cepat mengidentifikasi beberapa di antaranya sebagai yang terkuat di dunia, namun untuk menyusun sebuah daftar kekuatan-kekuatan dunia tentu cukup sulit. Sebagai salah satu upaya menyederhanakan, kita bisa melihat pembagian kekuatan-kekuatan dunia sebagai berikut:
- Adidaya (superpower): Sebuah negara yang paling kuat dalam mayoritas atau seluruh aspek kekuatan (secara politik, militer, ekonomi, kebudayaan, dan diplomasi) secara global dan praktis tidak memiliki pesaing. Kita bisa menyepakati bersama-sama bahwa Amerika Serikat adalah kekuatan super dunia kini, meskipun sedang menghadapi tantangan dari negara seperti Tiongkok.
- Kekuatan regional (regional power); Negara yang paling kuat atau dominan pada satu atau beberapa aspek di dalam kawasan geopolitiknya sendiri. Misalnya, Tiongkok atau Jepang adalah kekuatan-kekuatan regional di kawasan Asia.
- Kekuatan menengah (middle power): Negara yang memegang kekuatan dalam aspek tertentu di suatu kawasan yang tidak sekuat kekuatan regional, namun masih memiliki pengaruh terbatas. Negara-negara seperti Brasil atau Korea Selatan bisa digolongkan dalam kategori ini.
- Kekuatan baru (emerging power): Negara yang baru saja mengembangkan berbagai aspek kekuatannya dan dengan laju pertumbuhan yang cepat menjadi salah satu kekuatan terpenting di kawasan. Contoh dari kelompok ini adalah Indonesia dan Meksiko.
Kepentingan Nasional
Ada sebuah pepatah penting dalam dunia Hubungan Internasional, “Tidak ada kawan dan lawan yang abadi, yang ada hanya kepentingan (nasional) abadi.” Kepentingan nasional (national interest) sangatlah penting bagi semua negara demi memastikan eksistensinya. Tidak ada kepentingan nasional suatu negara yang ditujukan demi kehancuran negaranya—setiap negara memastikan bahwa kepentingannya tidak merusak identitasnya sebagai negara merdeka dan berdaulat.
Sebagai seorang delegat MUN, Anda harus selalu mengingat, mempertimbangkan, dan bertindak sesuai dengan kepentingan nasional negara Anda. Meski begitu, terkadang sulit untuk mengetahui persis apa kepentingan nasional suatu negara, apalagi setiap negara memiliki banyak kepentingan nasional yang saling bersilangan pada waktu yang bersamaan. Penelitian lebih lanjut pasti dibutuhkan untuk mengetahui apa kepentingan masing-masing.
Kepentingan nasional terpenting bagi negara mana pun adalah keselamatan (survival). Keselamatan suatu negara menjamin eksistensinya, dan keselamatan hanya bisa didapatkan dengan mengamankan negara tersebut dari berbagai macam ancaman, baik dari dalam dan luar negeri. Ingatlah bahwa umumnya tidak ada negara yang bisa mengandalkan negara lain untuk menjaga keamanannya, dan ia hanya dapat mengandalkan dirinya sendiri untuk menjaga teritori dan populasinya (apa yang disebut para pemerhati Hubungan Internasional sebagai swabantu atau self-help). Selain itu, dengan memastikan keselamatannya, negara tersebut dapat mengupayakan pencapaian kepentingan nasional lainnya, seperti menjamin kemakmuran warga negaranya.
Sementara itu, kita bisa mengasumsikan bahwa terdapat beberapa kepentingan nasional yang ‘umum’ ditemui di banyak negara:
- Keselamatan: Seperti dijelaskan di atas, keselamatan adalah kepentingan terutama semua negara, yang tanpanya, tidak ada kepentingan lain yang dapat dipenuhinya. Keselamatan bermakna keamanan dari ancaman dari luar serta dari dalam.
- Kesejahteraan dan kemakmuran: Setiap negara mau warga negaranya menjadi makmur. Memastikan kesejahteraan dasar (basic welfare) setiap orang adalah tanggung jawab negara, dan kepentingan pemerintah adalah untuk menjamin setiap warganya sejahtera dan makmur. Banyak kebijakan suatu negara akan diarahkan untuk mencapai keduanya.
- Energi: Setiap negara dapat dikategorikan sebagai produser atau importir energi. Kebanyakan negara akan menginginkan kemerdekaan energi (energy independence) atau kemampuan untuk memenuhi kebutuhan energinya sendiri, namun demikian, hal ini tidak selalu mungkin terjadi. Mayoritas negara masih menjadi importir energi, dan kepentingan mereka adalah untuk memastikan akses energi cukup terbuka dan mudah.
- Perdagangan internasional: Negara-negara juga dihadapkan dengan pilihan menjadi produsen dari mayoritas barang kebutuhannya atau mengandalkan impor. Kenyataannya, tidak ada negara yang dapat memenuhi seluruh kebutuhannya sendiri, dan dengan demikian, setiap negara memiliki kepentingan untuk memastikan ia dapat mengimpor kebutuhannya dan memasarkan barang-barangnya di pasar lain dengan mudah.
- Keamanan kawasan: Setiap negara juga menginginkan kawasan di sekitarnya aman, karena bila tidak, negara-negara tetangga terdekatnya akan menjadi ancaman terdekat. Maka banyak negara akan membina hubungan baik dengan negara sekitarnya dan memastikan kawasannya aman.
Dengan mengingat kepentingan-kepentingan dasar di atas, masing-masing negara akan punya kepentingan tertentu untuk setiap isu yang dihadapinya di tingkat internasional. Para diplomat akan memegang teguh kepentingan nasionalnya ketika mengupayakan tercapainya kesepakatan dengan negara lain. Kementerian luar negeri negara tersebut akan menetapkan panduan yang sesuai dengan kepentingan nasional yang dimilikinya, untuk mengarahkan para diplomat mengambil tindakan yang tepat.
Untuk mengilustrasikan kepentingan nasional suatu negara, Anda dapat melihat tabel berikut yang menunjukkan kepentingan nasional Amerika Serikat. Pakar Hubungan Internasional Robert J. Art menyusun daftar enam kepentingan nasional Amerika Serikat yang dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok, yaitu ‘vital,’ ‘sangat penting,’ dan ‘penting.’ Kepentingan ‘vital’ sangat esensial dan dampaknya bisa sangat berbahaya apabila tidak terpenuhi. Kepentingan ‘sangat penting’ akan menguntungkan negara tersebut apabila tercapai, namun bisa membawa dampak buruk apabila tidak tercapai. Sementara kepentingan ‘penting’ dapat meningkatkan kesejahteraan negara tersebut, dan kemungkinan kerugian yang terjadi apabila tidak dipenuhi cukup kecil.
Kepentingan Nasional | Penggolongan | Penjelasan |
Pertahanan dalam negeri | Vital | Merujuk pada perlindungan tanah air dari serangan, invasi, penaklukkan, atau penghancuran, memastikan keamanan fisik dan kedaulatan politis. |
Perdamaian erat di antara kekuatan besar Eurasia | Sangat penting | Konflik di antara kekuatan-kekuatan Eropa dan Asia dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan untuk Amerika Serikat. |
Keamanan akses untuk minyak dari Teluk Persia dengan harga yang stabil dan wajar | Sangat penting | Hilangnya akses ke Teluk Persia atau harga minyak yang sangat tinggi dapat mengakibatkan kerugian ekonomi untuk Amerika Serikat, yang sangat bergantung pada minyak impor untuk memenuhi kebutuhan domestik. |
Keterbukaan ekonomi internasional | Penting | Amerika Serikat merangkul keterbukaan ekonomi internasional karena keterbukaan tersebut menciptakan pasar untuk barang-barang Amerika serta membantu menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan Amerika Serikat. |
Konsolidasi demokrasi dan penyebaran serta penghargaan hak asasi manusia | Penting | Sebagai nilai yang dipegang Amerika Serikat sejak lama, menyebarkan demokrasi dan hak asasi manusia adalah sesuatu yang inheren terhadap identitas Amerika Serikat. |
Tidak ada perubahan iklim parah | Penting | Perubahan iklim akan sangat merugikan Amerika Serikat, meskipun dampaknya dipandang tidak seserius kepentingan-kepentingan lainnya. |
[1] International Institute for Security Studies 2021, 23.
[2] International Institute for Security Studies 2021, 28-29.
[3] International Institute for Security Studies 2021, 28-29.
[4] Kristensen & Korda, Mei 2021.
[5] Bank Dunia, “GDP (current US$).”
[6] Bank Dunia, “GDP per capita (current US$).”
[7] Bank Dunia, “Exports of goods and services (current US$).”
[8] Untuk pembahasan kekuatan dalam faktor-faktor ini, silakan merujuk pada karya John J. Mearsheimer, The Tragedy of Great Power Politics.
[9] Robert J. Art, 49-50.
Leave a Reply