Ada juga ternyata tempat makan yang membuat saya sedikit terpana: bisa aja ya muncul ide begini?
Nama tempatnya Sunday Bowl Cereal Club, letaknya di kawasan Panglima Polim, Jakarta Selatan. Sedikit tersembunyi memang, dari luar tempatnya terlihat seperti sebuah diner atau tempat makan khas Amerika Serikat, dengan tampilan neon dan warna-warna yang jreng. Begitu masuk setelah diberikan nomor meja, pengunjung diarahkan untuk mengantre dan memilih sereal kesukaannya.

Ya, sereal—makanan yang identik sebagai menu sarapan terbuat dari tepung yang umumnya dimakan dalam sebuah mangkok dengan diberi susu. Konsep Sunday Bowl ini memang unik, dan inilah yang membuat saya bertanya-tanya sendiri bisa ya kepikiran. Biasanya, kalau kita berkunjung ke sebuah restoran atau kafe, kita ingin menikmati apa yang dimasak atau dibuat langsung oleh tempat tersebut. Berbeda dengan Sunday Bowl, di mana mereka ‘meracik’ kombinasi sereal yang dipilih pengunjung (selain dari beberapa menu kreasi lainnya) dan menyajikannya kepada konsumen.

Mengapa saya terkesima? Ini pertama kalinya saya melihat ada konsep restoran atau kafe yang secara eksklusif menyajikan sereal—bukan sereal-sereal yang lumrah ditemukan di swalayan di Indonesia, justru banyak merek-merek sereal yang terkesan ‘eksotis’—maksudnya, berasal dari luar Indonesia dan hanya dapat ditemukan di swalayan yang memiliki spesialisasi di barang-barang impor. Memang ada nama-nama biasa yang Anda temui seperti Corn Flakes atau Honey Stars, tapi pernah mendengar nama-nama seperti Apple Jacks, Golden Grahams, Cosmic Brownies, atau Krave?
Saya menyukai konsep jualannya. Sunday Bowl bukan menawarkan lezatnya sereal sebagai nilai jual unik. Yang ditawarkannya adalah kesempatan unik untuk mencoba berbagai jenis sereal yang jarang sekali ditemui, dan apabila ingin dibeli dalam ukuran boks sekalipun, harus dibeli dengan harga yang cukup mahal. Mungkin agak lucu memikirkan hanya makan Corn Flakes atau Honey Stars (yang persis saya lakukan di sini!), ketika begitu banyak pilihan yang seharusnya menjadi daya tarik untuk dicoba!

Sayangnya, yang saya kurang tangkap dari pengalaman mencoba tadi adalah pengunjung tidak bisa mencicip sereal yang tersedia—entah tidak bisa atau saya tidak bertanya langsung apa bisa. Memang andai bisa, dengan begitu banyaknya jenis sereal yang ditawarkan, bisa-bisa sudah kenyang lebih dulu sebelum memesan. Tapi tidak ada salahnya, toh?
Selain itu, saya juga berpikir mengapa harus membatasi dua macam sereal di dalam satu mangkok. Bukankah memang tujuan makan di Sunday Bowl adalah untuk mencoba? Dalam satu porsi sereal medium yang saya coba tadi, saya hanya diperbolehkan mencampurkan dua jenis sereal. Tentu ada orang-orang lain yang sepikir dengan saya—kenapa tidak boleh tiga, atau empat macam?

Lucunya, tempat seperti ini memang memberi alasan untuk kembali lagi dan lagi—karena memang tujuannya untuk menjadi ‘lab uji coba’ bagi para perasa dan pecinta sereal. Dengan belasan jenis sereal dan sekitar sepuluh jenis susu, bersama dengan beberapa pugasan (topping) yang ada, berapa ratus kombinasi yang bisa diciptakan? Entah, yang jelas banyak. Untuk pengalaman, Sunday Bowl jelas boleh dicoba—mungkin sekali, tapi saya yakin beberapa kali.
Sunday Bowl Cereal Club
Jl. Panglima Polim V/36, Melawai, Jakarta
Buka setiap hari, 08:00-21:00
Leave a Reply